(Sekitar 3 tahun lalu)
Mungkin sahabat yang seru seru gitu Cuma ada di film ya? Pertanyaan
ituuu terus yang ganggu gua akhir2 ini. Semenjak rasanya semua sahabat gua
mulai punah, eh salah musnah, pada hilang. Pada susah ketemu, susah banget.
Banget. Banget.
Tapi mulai sekarang mungkin sudah bisa menerimalah, karena gak bisa
maksain kehendak…
Biarin aja mereka dengan kesibukannya dan gua dengan kesibukan gua
juga. Gua sibuk sekolah, mereka juga. Gua sibuk les, dan disinilah…. Awal
kisahnya baru dimulai
Sibuk les emang sering buat gua snewen, awalnya. Lama-lama enjoy lah
ketika gua udah akrab dengan Haura. Dia satu-satunya yang satu angkatan sama
gua di kaizen ini.
Kita mulai akrab dan akrab. Meski gua tau dia punya sahabat. Mungkin
kita temen, tapi gua mulai “nemu” ketika gua berteman sama dia. Belum lama
akrab, temen sekelas di ipa 1 mau ikutan gabung, namanya deroza. Nah jadilah
kita bertiga anak 87 yang les di kaizen ini. Sebelum deroza ada 3 tambahan
orang yang seangkatan tapi beda sekolah. 2 di mp, 1 di 66
Mungkin tempat les yang kadang boring, kadang mumet, bikin kita sering
ngobrol dan ngisi kebetean dengan jokes2 tertentu, dengan cerita2 sekolah,
lama-lama pun bikin kita akrab. Di sekolah pun mulai main, meski gak sering.
Cuma gak tau kenapa gua merasa seneng berteman sama mereka. Belum ada yang
begitu dekat sampai terasa seperti sahabat bagi gua. Semua sama aja.
Kita mulai merasa sangat akrab, hmmm atau mungkin Cuma gua aja ya?
Karena haura punya sahabatnya, deroza-pun begitu, punya sahabat dekatnya
sendiri. Tapi dari les ini, kita kenal, kita main, kita hampir tiap hari
ketemu. Sampai-sampai punya sebutan ‘soda-ra
ber-gembira’ apalah itu. Haha pokonya
hari-hari gua keisi aja rasanya semenjak ada mereka berdua. Waktu berganti,
kita ukk dan tempat les bermasalah. Kita pindah ke rumah Haura buat les. Entah
kenapa jadi semakin akrab rasanya, mungkin karena sekalian main di rumah Haura,
main di kamarnya, nonton running man bareng, intinya sering bareng dan Cuma
kita bertiga yg kelas 12 di 87. Pertama kali kita hang out bareng ke plaza
bintaro aja rasanya gua seneeeeeng banget, itu momen yg lucu. Mendadak dan kita
capek banget, kalo gak salah pulang sekolah gitu
2/5/2016
Menit berganti menit, jam berganti jam, Hari berganti hari, minggu
berganti…. Ah kelamaan! Langsung aja TAHUN berganti TAHUN. Cerita di atas udah
gua tulis dari jaman anak alay belum sebanyak sekarang. Kelas 12? Udah 2 tahun
lalu :’ kangen ya, kangen jamannya cupu-cupu alay main di sevel atau main ke bp
sekedar numpang baca buku di gramedia :’) (mendadak melankolis). Kedua tokoh
yang gua certain di atas tadi sudah “menemukan” passionnya masing-masing, hmm
mungkin begitu juga dengan gua. Setelah berakit-rakit ke hulu dan
berenang-renang ke tepian, sibuk nyiapin UN SBMPTN SIMAK dengan segudang soal
dari kak Salamun di tempat les (re: rumah Haura), kami pun lulus dari SMAN 87
tercinta. SNMPTN? Gak ada yang lolos. Masih inget waktu itu gua tes SBMPTN di
tempat yang sama kayak Deroza, jinx yang buat kita bisa berangkat bareng (re :
gua nebeng sama deroja). Pulang naik transjakarta (dulu itu rasanya keren aja
bisa naik transjakarta) hmm ternyata gua alay.
Pas di jalan pulang, chat sama Haura dan ber hopeless hopeless ria, “gimana
ul?” Tanya Haura. gua iseng bilang “Kayanya keterima pilihan pertama deh IPB”
Padahal dalam hati sakit banget, beberapa soal yang gak keisi menurut gua
susah. Dari dulu di lesan emang gua yang paling lola. Rajin? Ah gak rajin-rajin
amat. Tapi you know what? Hari pengumuman SBM-pun tiba, dan gua beneran
keterima di IPB pilihan pertama gua, Agronomi dan Hortikultura, dan kedua temen
gua? Keterima di tempat yang lebih baik dan jurusan yang lebih baik pastinya.
Deroza lolos SIMAK UI di jurusan Komunikasi, Vokasi UI, yang menurut gua itu
pencapaian yang luar biasa. Bukan karena dia keterima kedokteran, bukan, tapi
Deroza itu masuk dengan Tes jalur IPS sedangkan kami jurusan IPA, bahkan sampai
minggu-minggu terakhir les masih belajar itu yang namanya fisika biologi kimia.
Tiba-tiba dia pindah haluan belajar IPS :’ dan dia lolos. Ini keren banget
menurut gua mengingat kuota SIMAK UI yang medit banget dan saingan dia yang
pastinya banyak murni jurusan IPS. Good Job Ja! Satu lagi Haura, jelas anak
terajin dan saintis banget sih menurut gua, cerdas, baik hati banget, unyu pula
:3 Haura diterima di Universitas Gunadarma, yang menurut gua ini Universitas
yang keren juga, jurusan-jurusannya akreditasi A semua euy. Dan kerennya dia
masuk jurusan yang match banget lah, Teknik Industri. Behhh mantap!
Dengan lulusnya kami dari 87 dan masuk di kampus yang berbeda, apalagi
kalau bukan “jarang ketemu” yang terjadi. Itu hidup, ada ketemu ada pisah.
Meskipun pisah, untuk ketemu masih bisa diusahakan kan? Diantara bertiga juga Cuma
gua yang paling jauh, ja”BODE”tabek. Masih satu lingkup lah ya, BOGOR DEPOK.
Mereka sama sama di Depok, gua di Bogor. Kalo naik kereta deket kok :’) Kadang
berpikir, ini memang takdir. Tuhkan rencana Allah selalu lebih indah dari
rencana makhluknya. Kalo lu berpikir, lu gagal diterima di unviersitas atau
kampus yang lu bangga-banggakan, mungkin bukan itu yang Allah mau. Coba lihat
lagi lebih teliti pasti ada hal lain yang Dia inginkan, dan pasti lebih baik.
Percaya!
Toh sekarang Deroza sama Haura menurut gua fit banget sama jurusannya
masing-masing, cocok! Gua juga seneng bisa ada di IPB yang menurut gua ini
ngurusin masalah hidup dan mati bangsa. Hahahaha